Blog Archive

Jailsinggih. Diberdayakan oleh Blogger.
Jumat, 04 April 2014
1. Pengukuran Variabel
Kegiatan Belajar 1: Variabel, Atribut, Nilai, dan Skala Pengukuran
  1. Konsep adalah sekumpulan makna atau karakteristik yang berhubungan dengan peristiwa, objek, kondisi, atausituasi. Variable Konsep yang memiliki variasi nilai Variabel (Variable)? Konsep yang dibuat/dimunculkan secara sadar olehpeneliti/ilmuwan untuk keperluan ilmiah yang khasdan tertentu.
  2. Konstruk adalah konsep yang diadopsi untuk kepentingan atau tujuan ilmu pengetahuan tertentu, didefinisikan dan dispesifikasikan sehingga dapat diobservasi atau diukur.
  3. Variabel adalah apa (obyek) penelitian yang memiliki variasi nilai. Semua konsep dapat menjadi variabel, jika memiliki variasi nilai.
  4. Atribut adalah sifat yang diberikan kepada variabel sehingga mempunyai arti tertentu dan dapat dilakukan pengukuran/orservasi sesuai kaidah-kaidah penelitian ilmiah.
  5. Skala Pengukuran
  • a. Skala Nominal: merupakan tingkatan terendah karena skala ini hanya digunakan untuk membedakan satu objek dengan objek yang lainnya berdasarkan lambang yang diberikan. Sebelum memakai skala nominal biasanya data yang sudah diberi simbol dipisahkan dan dikelompokan berdasarkan jenis atau beberapa kategori pembeda anatara data tersebut. Biasanya lambang yang digunakan adalah suatu gambar yang mencirikan jenis data tersebut, namun terkadang simbol yang diberikan berupa angka atau sebarang bilangan (dengan catatan bilangan yang digunakan hanya digunakan sebagai lambang dari suatu kategori tidak memiliki arti numerik). Hal ini dimaksudkan pada angka atau sembarang bilangan tersebut tidak boleh melakukan operasi aretmetika (tidak boleh menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi). Bilangan atau sembarang angka dalam hal ini hanya difungsikan sebagai lambang atau simbol saja dengan fungsi untuk membedakan satu data dengan data yang lainnya.
  • Skala Ordinal: satu tingkat di atas skala pengukuran nominal adalah skala pengukuran ordinal. Ini dikarenakan skala pengukuran ordinal masih memiliki ciri pengukuran nominal yaitu membedakan data dalam berbagai kelompok menurut lambang yang diberikan pda populasi atau sempel, namun dalam skala pengukuran ordinal data yang dibedakan menurut lambang tersebut ditambah dengan pembeda yang lain yaitu memililiki pengertian lebih terhadap data yang lain (lebih bagus x lebih jelek, lebih tinggi x lebih rendah dan yang lainnya). Maka dalam skala pengukuran ordinal memungkinkan data untuk diranking.
  • Skala Interval: dua tingkatan di atas skala nominal atau satu tingkatan di atas skala ordinal adalah skala interval. Skala interval merupakan yang sifatnya hampir mirip dengan skala pengukuran nominal maupun ordinal. Namun dalam skala interval terdapat sifat tambahan yang membedakannya dengan skala nominal dan skala ordinal, yaitu dalam skala interval selain kita dapat membedakan data yang satu dengan yang lainnya dengan menggunakan lambang serta dapat merangkingnya, kita juga dapat mengukur perbedaan atau interval atau jarak antara data yang satu dengan yang lainnya.
  • Skala Rasio: tiga tingkat di atas skala nominal atau dua tingkat di atas skala ordinal atau satu tingkat di atas skal interval merupakan skala rasio. Skala rasio memiliki ketiga sifat ang dimiliki oleh skala nominal, skala ordinal, skala interval. Selain kita bisa membedakan satu data dengan data yang lainnya karena lambang atau simbol yang diberikan, mengurutkan data berdasakan tingkatannya dan mengetahui interval antara satu data dengan data yang lainnya dalam skala rasio kita juga bisa membandingkan anntara satu data dengan data yang lainnya
2. berdasarkan kuantitatif nilai yang dimiliki oleh data. Contoh; Dalam suatu keluarga terdapat Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik. Ayah memiliki tinggi badan 172 sentimeter sedangan Ibu hanya 165 sentimeter serta tinggi badan kakak dan adik masing-masing adalah 162 sentimetter dan 86 sentimeter.

Kegiatan Belajar 2: Validitas, Reabilitas, Variabel Penelitian, dan Definisi Operasional
  1. Validitas memiliki arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen/alat ukur dapat digunakan untuk mengukur variabel/objek penelitian. Dengan kata lain validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Jenis validitas:
  • Validitas Isi (Content Validity)
  • Validitas Konstruk (Construct Validity)
  • Validitas Kriteria (Criterion Validity).
2. pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali–kali dalam waktu yang berlainan. Hasil pengukuran dikatakan reliabel apabila hasilnya konsisten/stabil, dapat dipercaya apabila pengukuran terhadap suatu subyek dilakukan beberapa kali walau pengukurnya berbeda.
3. Hubungan Validitas dan Reliabilitas: Suatu pengujian yang reliabel atau handal adalah suatu pengujian yang hasil pengukurannya dalam suatu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang tepat dan teliti. Akan tetapi hasil pengukuran yang konsisten atau tepat dan teliti dari suatu pengujian belum menjamin bahwa, hasil pengukuran yang demikian itu merupakan hasil yang dikehendaki oleh pengujian tersebut. Dengan kata lain hasil pengukuran dari suatu pengujian yang konsisten belum tentu valid. Reliabilitas pengukuran instrument evaluasi diperlukan untuk mencapaii hasil pengukuran yang valid. Dalam kaitannya dengan konsistensistensi, para penilai bisa memiliki instrumen evaluasi yang reliable tanpa valid, sebaliknya mereka mempunyai instrument valid dengan reliabilitas yang baik.
4. Variabel Penelitian adalah apa (obyek) penelitian yang memiliki variasi nilai. Semua konsep dapat menjadi variabel jika memiliki variasi nilai.
  • Hubungan Simetris Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris:
  1. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
  2. Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
  3. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
  4. Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
  • Hubungan Asimetris: satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni:
  1. Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
  2. Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
  3. Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
  4. Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
  5. Hubungan Imanen antara dua variabel.
  6. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
3
5. Definisi Operasional
  • adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan ciri‐ciri yang diamatiyang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
  • adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

0 komentar: